Sejarah Ma’had

Komunitas mahasiswa adalah komunitas penting yang akan menjadi cikal bakal lahirnya ilmuan (ulama’) yang diharapkan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan memberikan penjelasan kepada masyarakat dengan pengetahuannya itu. oleh karenanya mahasiswa dianggap sebagai komunitas penggerak (agent of change) untuk menggerakkan masyarakat Islam menuju pada fungsinya sebagai khalifah yang mampu membaca alam nyata sebagai sebuah keniscayaan ilahiyah.

Untuk mencapai harapan tersebut, kegiatan pendidikan Universitas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Rahmatullah Tuungagung baik kurikuler, ko-kurikuler, maupun ekstrakurikuler diarahkan pada pemberdayaan potensi dan kegemaran mahasiswa mencapai target profil lulusan yang memiliki ciri-ciri:

1). ilmu pengetahuan yang luas, 2). berakhlakul karimah, 3). berudaya, dan 4). berjiwa Islam rahmatan lil’alamin.

Oleh karena itu, strategi yang digunakan dalam proses pendidikan diorientasikan pada kegiatan yang bersifat:

(1). membangun sistem pendidikan yang mampu melahirkan pemikir yang kritis, kreatif, dan inovatif, (2). memperkokoh landasan pengembangan ilmu untuk transformasi sosial budaya, (3). menjadikan kampus sebagai pengembang moralitas individu dan publik, (4). membangun kapasitas lembaga sebagai basis pengembangan capacity and character building, (5). menguatkan posisi kampus sebagai pengembang masyarakat yang berbasis nila-nilai toleransi dan moderasi, (6). membentuk masyarakat kampus sebagai agen perubahan sosial.

Untuk menyokong terwujudnya semua harapan tersebut, salah satunya dibutuhkan keberadaan ma’had yang secara intensif mampu memberikan resonansi dalam mewujudkan lembaga pendidikan tinggi Islam yag ilmiah-religius, sekaligus sebagai bentuk penguatan terhadap pembentukan lulusan yang intelektual-profesional. Disini keberadaan ma’had mampu memberikan sumbangan besar bagi bangsa ini melalui pembangunan manusia seutuhnya. Ma’had sebagai lembaga yang berada dibawah naungan Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung memiliki 3 fungsi pokok, yaitu: (1). untuk memperkuat, memperdalam dan mengembangkan khasanah ilmu keagamaan yang telah diperoleh dari kampus, (2). sebagai pusat pengembangan keterampilan berbahasa Arab dan Inggris, (3). sebagai pusat pengembangan kepribadianyang berakhlakul karimah dan pemantapan akidah.

Keberadaan Ma’had al-Jami’ah yang diperuntukkan bagi mahasiswa Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung sudah lama berdiri. Adapun berdirinya ma’had al-jami’ah pada masa kepemimpinan Dr. Maftukhin, M.Ag. ketika itu masih menjabat sebagai rektor STAIN Tulungagung. Pada tanggal 25 September 2011, gedung ma’had al-jami’ah diresmikan oleh direktur pendidikan tinggi islam kemenag RI yaitu Prof. Dr. H. Machasin, MA. Gedung berlantai tiga dengan kapasitas 360 mahasantri ini memiliki 60 kamar dan 60 kamar mandi, setiap lantai ada 20 kamar dan 20 kamar mandi. Setiap kamarnya dihuni 6 orang mahasantri yang ditempatkan berdasarkan jurusan dan fakultas masing-masing. Kemudian ma’had mulai dioperasikan pada tahun ajaran baru yaitu tahun 2012-2013 hingga saat ini. Kemudian gedung ma’had bertambah yang mulai ditempati pada tahun 2019 yang lokasinya berada disebelah utara gedung pertama. Lantai 1 terdiri dari 11 kamar, sedangkan lantai 2 dan 3 terdiri dari 13 kamar. Setiap lantai memiliki 8 toilet dan 8 kamar mandi. Setiap kamar memiliki kapasitas 4 orang dengan fasilitas 2 ranjang susun 2, 4 lemari 2 pintu dan cermin terpasang di lemari, 4 set meja dan kursi belajar.