Kabid MADIN: Membawa MADIN Ma’had IANTA Diakui Sampai Kancah Internasional
Ma’had IAINTA On News – “Misi terbesar Ma’had IAINTA adalah membawa nama MADIN diakui di kancah nasional sampai internasional”. Begitulah kiranya kesimpulan yang ingin di sampaikan oleh Ust. Muhammad Fathoni, M.Pd.I selaku Kabid Madin dalam rapat koordinasi pengelola Ma’had dengan seluruh ketua kelas MADIN angkatan 20200/2021.
Tentu misi ini bukan hanya angan-angan semata, karena MADIN Ma’had IAINTA merupakan suatu program keagamaan keunggulan dari kampus dakwah dan peradaban IAINTA yang sebentar lagi akan beralih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Rahmatullah atau akrab disebut UIN SATU. Banyak sekali terobosan baru yang di gagas dalam rapat koordinasi kali ini (20/02) untuk merealisasikan misi tersebut.
Salah satunya adalah program khusus kelas Musyawirin. Kelas Musyawirin diperuntukkan bagi para Mahasantri yang mahir dalam membaca kitab turots. Dari kelas ini, di harapkan muncul kandidat-kandidat hebat dalam kajian kitab turots dan siap diperlombakan dalam ajang kajian kitab kuning sampai kancah nasional. Bukan main-main, sejumlah ustadz dan ustadzah yang berkredibilitas tinggi sudah dipersiapkan untuk mengampu kelas ini. Para Mahasantri yang ingin masuk dalam kelas Musyawirin harus melalui proses seleksi yang begitu ketat, karena Musyawirin diperuntukkan bukan hanya MABA tapi juga Mahasiswa lama.
“Nanti akan ada program baru khusus unggulan MADIN yaitu kelas Musyawirin, untuk maba dan mahasiswa lama, tujuannya agar MADIN Ma’had IAINTA siap bersaing dalam kajian kitab turots sampai ke nasional”, Ujarnya.
Rencananya, kelas ini akan dilaksanakan di MADIN tahun selanjutnya.
“Kelas Musyawirin ini akan dimulai tahun depan”, Imbuhnya.
Tidak sampai disitu, dalam rapat virtual yang dihadiri kurang lebih 135 peserta ini, Ust Fathoni menyampaikan bahwa pada tahun ini Mahasantri MADIN harus membuat karya tulis seputar perjalanan kisah mereka selama menempuh pembelajaran MADIN selama 2 semester. Karya mereka itu akan dikumpulkan menjadi sebuah buku antologi. Setiap kelas harus mengumpulkan karya tersebut. Harapannya, dengan adanya program literasi ini akan menjadi syiar Ma’had IAINTA terlebih kampus tercinta.
“Seperti tahun-tahun sebelumnya, para Mahasantri harus membuat karya tertulis seputar perjalanan MADIN dari kelas masing-masing. Nanti kita bukukan sebagai bentuk syiar dan mengangkat citra MADIN ma’had terutama kampus”, tegasnya.
MADIN Ma’had IAINTA tidak hanya berkutik seputar ngaji, kitab kuning dan wacana lama Namun, juga menekankan serta mempelajari wacana kontemporer dengan menerbitkan berbagai macam karya. Tak ayal, MADIN Ma’had IAINTA menjadi idola dan rujukan serta diakui oleh PTKIN se-Indonesia terlebih Kemenag selaku naungan PTKIN.
Seperti biasa, haflah kubro juga telah dicanangkan diakhir semester untuk mewisuda para mahasantri yang telah berhasil menyelesaikan pendidikan MADIN. Karena pentingnya kelulusan MADIN bagi Mahasiswa, Ust. Fathoni menghimbau agar mereka senantiasa bersungguh-sungguh dan tidak seenaknya sendiri (hanya sebagai penggugur kewajiban) karena akan merugi. Namun, sebelum haflah kubro tersebut terlaksana, ada tradisi yang harus diikuti oleh para Mahasantri, yakni Khotmil Qur’an kubro. Khotmil Qur’an Kubro dilaksanakan setiap tahun menjelang kelulusan MADIN dan diikuti oleh seluruh peserta MADIN. Ini merupakan suatu pencapaian yang membanggakan. Banyak media yang meliput Khotmil Qur’an ini. Namun, karena situasi yang tidak memungkinkan menggelar khotmil qur’an secara offline, maka dipastikan Khotmil Qur’an Kubro akan di gelar secara virtual.
Diakhir rapat, Ust. Fathoni berfatwa bahwa diharapkan dengan adanya program MADIN ini, jebolan IAIN Tulungagung akan terbebas dari minimal buta Al-Qur’an karena background Mahasiswa IAINTA berangkat dari berbagai macam golongan, tidak hanya dari ponpes salafiyah dan lain-lain.
“ saat terjun di masyarakat, lulusan kampus IAINTA diharapkan mampu menjadi panutan dan tidak buta Al-Qur’an” pungkasnya.
Ma’an Najah bersama Ma’had IAINTA !!!
HAMASAH!!!
HUMAS MA’HAD