Haflah Akhirussanah Kubro ke-3 Madin IAIN Tulungagung, bersama KH. Marzuki Mustamar

KH Marzuki Mustamar beserta Mudir, Murobbi/ah, serta Musyrifah Ma'had al Jami'ah

“Program Ma’had ini, menjadi salah satu kekuatan IAIN Tulungagung dalam mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan agama.” Ujar Rektor IAIN Tulungagung, Bapak Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag dalam sambutannya.

Menurutnya, program Madrasah Diniyah sangat penting diterapkan untuk seluruh elemen lingkup IAIN. Basis Institut Islam yang tersemat erat menuntut setiap anggotanya untuk turut mensejajarkan diri dengan tuntutan dalam ketercapaian ilmu agama Islam. Paling tidak, standart dalam steorotip masyarakat mengenai Institut Islam adalah lancar membaca al-Qur’an.

Dalam program wajib Madrasan Diniyah inilah setiap mahasiswa memiliki wadah dalam mengembangkan kemampuannya di masing-masing bidang. Dari pemula seperti BTQ, Tilawah, hingga Tahfidz. Kemudian program Kitab Turots dari tingkat Ula, Wustho hingga Ulya.

Alhamdulillah dengan mengharap ridlo Allah, program tersebut berhasil berjalan selama mulai 2017/2018 hingga sekarang. Atas rasa syukur inilah, Haflah Akhirussanah Kubro terlaksana untuk memberi apresiasi tertinggi bagi seluruh Mahasantri Madrasah Diniyah IAIN Tulungagung.

Sambutan beliau tersebut disampaikan dalam acara Haflah Akhirussanah Kubro Madin 2019/2020 yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 23 Desember 2020, meski Haflah Akhirussanah tahun ini sedikit berbeda, dikarenakan penyebaran Pandemi Covid-19 yang belum stabil, akan tetapi Agenda rutin ini tetap berjalan khidmat meski hanya dapat dilaksanakan dalam jaringan, yakni Live Streaming Official Youtube Kampus, SATU Televisi. Dalam kesempatan ini beliau juga menyampaikan perihal perencanaan program Madin mendatang. Acara ini dihadiri oleh KH. Marzuki Mustamar, Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad Malang dan Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim. Juga  jajaran Rektor, Dekan,  para Asatidz Asatidzah, Murobbi Murobbiah, serta beberapa Perwakilan Mahasantri yang akan diwisuda secara Simbolik.

Mauidhoh hasanah yang disampaikan oleh KH. Marzuki Mustamar juga memberi penjelasan secara gamblang mengenai stereotip yang masih gencar di masyarakat. Bahwa lingkungan saat ini masih sangat membutuhkan orang berilmu bukan hanya dari segi pengetahuan umum saja. Melainkan juga menjadi peran penting dalam pengetahuan agama.

Bukan hanya tentang bisa mengaji, namun beliau juga menyampaikan bahwa kualitas dalam menyabet gelar ahli dalam keagamaan sangatlah penting. Selain itu, dengan pemahaman keagamaan yang baik, harapannya adalah terhindar dari segala bentuk pengecohan ilmu bahkan akidah. Jika tidak dimulai dari para pemudanya, lantas siapa yang akan menjaga keutuhan ilmu keagamaan untuk masa mendatang yang dimiliki oleh agama Islam sendiri?

KH. Marzuki Mustamar  juga menyampaikan perihal pentingnya berpemahaman Washatiyah. Moderat dalam mengambil keputusan, toleran, serta tidak fanatik. Tentunya hal tersebut dapat dilakukan bila seseorang berpengetahuan. Dalam intelektual umum, juga intelektual dalam beragama. Jadi program madrasah Diniyah yang dilaksanakan oleh IAIN Tulungagung merupakan bentuk integrasi tertinggi untuk menunjang keseimbangan keduanya.

Pada akhirnya, KH. Marzuki Mustamar juga memberi masukan dalam Program selanjutnya. Beliau menyampaikan, alangkah baiknya jika Madrasah Diniyah IAIN Tulungagung menyediakan tim asesor khusus sebagai penguji untuk meningkatkan kualitas pengetahuan para mahasantri.