Dauroh Tahfidz ke-V Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung

IMG-20181224-WA0010

Oleh:

Istihabbil Imamah, S.Pd.I (Eks. Musyrifah Ma’had al-Jami’ah)

Nihayah (Musyrifah Ma’had al-Jami’ah)

Delapan tahun silam telah berdiri kokoh bangunan megah nan indah, yang dipenuhi oleh generasi muslimah pelopor kemajuan bangsa dan agama. Sudah tak asing lagi bagi masyarakat seluruh penjuru dunia. Ya… dialah Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung. Keberadaanya tepat di desa Plosokandang, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung. Ma’had berhasil diresmikan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia pada tahun 2010.Kemudian di tahun 2011, ma’had baru dapat difungsikan secara total, khusus bagi para mahasiswa perempuan semester satu IAIN Tulungagung.

Melihat komitmen ma’had  begitu besaruntuk menjawab segenap problema bangsa dan agama yang notabennya semakin hari semakin rumit, tentunya ma’had memiliki berbagai program yang dapat mewujudkan cita-cita tersebut. Diantaranyayakni program peningkatan keterampilan di bidang akademik, bahasa, dan keagamaan. Khusus pada peningkatan bidang akademik, ma’had mencanangkan kegiatan rutinan akbar yang cukup menarik perhatian segenap mahasiswa IAIN Tulungagung, wabil khusus para mahasantri ma’had al-Jami’ah. Sebut saja “Dauroh Tahfidz Al-Qur’an”, kini terhitung telah berjalan dua setengah tahun tepat kali kelima agenda ini diselenggarakan, setiap libur semester sesuai jadwal akademik kampus IAIN Tulungagung, dauroh dilaksanakan kira-kira selama tiga puluh hari atau satu bulan penuh.

Dauroh Tahfidz Al-Qur’an merupakan agenda rutin yang diprogramkan JQH (Jam’iyah Qura’ wa Huffadz) Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung. Tempat pelaksaanya berbeda dengan kegiatan ma’had biasanya. Ada kawasan khusus untuk program ini yaitu tepatnya di Dusun Umbutsewu, Desa Kaliwungu, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung. Maktab ini dinamakan Ma’had Bustanu ‘Usyaqil Qur’an.Ma’had tersebut didirikan oleh salah satu Murobbi  (pengasuh) ma’had al-Jami’ah bagian tahfidzul Qur’an,beliau ustadz Marzuki S.Th.I., M.Pd.I. tempat tersebut sementara ini hanya dikhususkan bagi kaum hawa (santriwati) tidak lebih dari 70 orang, dikarenakan ma’had masih dalam proses pembangunan dan belum memadai untuk menampung banyak orang.

Peserta dauroh tahfidz al-Qur’an terdiri atas mahasantri program tahfidz ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung dan sebagian dari mahasantri non mukim (mahasiswa IAIN Tulungagung). Yang tercatat ada 103 pendaftar, yang membuat pengurus untuk sigap menangani pendaftar sebanyak itu. Oleh karena itu, tampak berbeda pada periode ini, akan terdapat dua gelombang. Gelombang pertama dilaksanakan pada tanggal 18 Desember 2018 sampai 14 Januari2019 sedangkan gelombang kedua dilaksanakan tanggal 15 Januari sampai 16 Februari 2019

 

Selasa malam (ba’da maghrib), 18 Desember 2018 agenda ke lima Dauroh Tahfidz Al-Qur’an resmi dibuka oleh ustadz Marzuki, S.Th.I., M.Pd.I dengan pembacaan Istighosah, Surah Yasiin, dan Surah Waqi’ah di masjid Baitul Muhajirin bersama mahasantri gelombang pertama dauroh tahfidz ke-V. Dengan harapan mampu mendapat ridho Allah dalam terlaksananya dauroh tahfidz tahun ini. Disamping itu beliau juga menyampaikan tata tertib kegiatan ini serta dilanjut pemaparan adab mengaji yang baik dan benar.

Ustadz Marzuki memberikan apresiasi yang luar biasa kepada seluruh peserta Dauroh Tahfidz Al-Qur’an ke-V ini, yang telah menyempatkan waktu liburannya untuk mengaji di tempat beliau, tak lupa beliau menyampaikan pesan “niatkan dauroh ini, semata-mata mengharap ridho Allah”.

Sesuai yang penulis paparkan pada bagian atas, Peserta dauroh tahfidz Al-Qur’an periode kelima ini tercatat ada 103 santriwati. Dengan rician program pemula 1 orang, bin-Nadhor 11 orang, dan bil-Ghoib sisanya yaitu 91 orang. Pada gelombang pertama ada sekitar 60 orang dan pada gelombang kedua 63 orang.

Meskipun nama kegiatan ini adalah dauroh tahfidz al-Qur’an, tidak lantas mewajibkan seluruh pendaftar adalah para penghafal al-Qur’an. Akan tetapi, kegiatan ini merupakan wadah bagi semua yang berkeinginan ta’limul Quran. Sehingga dalam dauroh tahfidz, terdapat 3 program khusus, antara lain:

  1. Program pemula
  2. Program bin-Nadhor
  3. Program bil-Ghoib (tahfidz)

Pertama, program pemula yang dikhususkan bagi mahasiswa yang sama sekali belum mengenal al-Qur’an, belum mengetahui secara mendalam terkait ilmu tajwid, huruf hijaiah, makharijul huruf, dan sebagainya. Dalam program tersebut ustadz Marzuki akan membimbing dengan penuh kesabaran. Teknis ngajinya yaitu tetap sorogan apa yang sudah dikuasi, selebihnya pembenaran akan disampaikan oleh ustadz secara langsung (tatap muka).

Kedua, program bin-Nadhor (dengan melihat), maksud dari program tersebut yaitu membaca al-Qur’an dimulai dari surah al-Fatihah hingga surat an-Nass selama kurun waktu satu bulan penuh. Sehingga outputnya yaitu mampu mengkhatamkan al-Qur’an 30 Juz dengan melihat (tanpa menghafal). Semua ini untuk melatih kemampuan membaca al-Qur’an dan untuk meningkatkan kecintaan terhadap al-Qur’an. Teknis pelaksanaannya yaitu hampir sama dengan program pemula yaitu tatap muka secara langsung. Setiap tatap muka sekitar limahalaman, dan satu hari lima kali tatap muka (ba’da subuh, waktu dhuha, ba’da dhuhur, ba’da mahrib, dan ba’da isya’) sehingga dalam satu hari mampu mengaji satu juz lebih. Disamping itu ustadz juga meminta para santri untuk mengahafalkan surat-surat khusus diantaranya, surah Yasiin, surah al-Waqi’ah, surah al-Mulk, dan surat-surat pendek (juz 30). Dan diakhir dauroh akan ada wisuda akbar bagi mereka disertai pemberian sanad beserta syahadah oleh ustadz Marzuki.

Ketiga, program bil-Ghoib yakni program yang dikhususkan bagi para pejuang al-Qur’an dengan menghafal. Para hafidzoh bahasa kerennya, nah… pada program ini tidak hanya bagi santri yang telah memiliki celengan hafalan sebelumnya. Akan tetapi, juga mewadahi bagi santri yang baru memulai menghafal al-Qur’an. Untuk teknisnya yakni sorogan al-Qur’an yang dilakukan sebanyak tiga kali yaitu ba’da subuh, ba’da dhuhur, dan ba’da isya’. Di sela-sela waktu tersebut diselipkan kegiatan muroja’ah (Deresan al-Qur’an) dengan tujuan untuk menguatkan apa yang telah dihafalkan dan untuk mempersiapkan ayat yang akan di setorkan di waktu selanjutnya. Dari pengalaman taun lalu, output yang dihasilkan tercatat kurang lebih lima juz yang mampu dihafalkan oleh santri selama kurun waktu 30 hari. Sama halnya dengan program bin-Nadhor, jika ada santri yang telah mampu mengkhatamkan al-Qur’an 30 Juz akan diadakan wisda akbar bil-Ghoib bebarengan dengan wisuda bin-Nadhor.

Ketiga program tersebut dipegang langsung oleh ustadz Marzuki, S.Th.I., M.Pd.I dengan dibantu oleh ustadzah Istihabbil Imamah, S.Pd. semoga beliau senantiasa diberikan kesehatan, umur panjang, sehingga kegiatan dauroh tahfidz dapat berjalan dengan sebaik-baiknya. Dan di tahun depan pembangunan Ma’had Bustanu ‘Usyaqil Qur’an selesai dengan baik.

Itulah sekilas terkait pembukaan dauroh tahfidz periode ke-V Ma’had Bustanu ‘Usyaqil Qur’an.