PENUTUPAN DAUROH TAHFIDZ KE-V MA’HAD AL-JAMI’AH IAIN TULUNGAGUNG DI MA’HAD BUSTANU ‘USYAQIL QUR’AN TAHUN AKADEMIK 2018/2019

IMG-20190208-WA0031

Oleh: Nihayah (Musyrifah Ma’had al-Jami’ah)

Bil Hammasah wal Mumtazah Allahu Akbar!!! inilah jargon kami-Santri Ma’had Bustanu ‘Usyaqil Qur’an (MBUQ)- yang dicetuskan kali pertama oleh Ustadzah Istihabbil Imamah, S.Pd. selaku, pendamping kegiatan Dauroh Tahfidz Al-Qur’an periode ke-V. Jargon tersebut riuh terdengar penuh semangat dan serempaksaatacara tersebut.Sabtu, 2 Februari 2019 M (27 Jumadil Ula 1440 H) pukul 08.00 WIBdi Masjid Baitul Muhajirin Kaliwungu-Ngunut-Tulungagung. Semangat menggelora dari mereka terlihat jelas namun di dalam lubuk hatinya terdapat sendu yang mungkin sulit untuk dihapuskan.Perjalanan panjang telah mereka lalui bersama,kini mau tidak mau harus berpisah untuk bersua di liburan semester yang akan datang.InsyaAllah

Seperti yang penulis paparkan pada postingan enam minggu yang lalu (Pembukaan Dauroh Tahfidz Al-Qur’an Angkatan V)bahwa, dauroh Tahfidz Al-Qur’an dilaksanakan setiap libur semester yang dilaksanakan kurang lebih satu bulan penuh. Dauroh kali ini berlangsung sekitar enam minggu dikarenakan banyaknya jumlah peserta. Oleh karena itu, disiasati menjadi dua gelombang dan masing-masing mendapat jatah 3 minggu. Dalam penutupan Dauroh Tahfidz Al-Qur’an ke-V semua berkumpul menjadi satu. Acara penutupan dauroh kali ini nampak berbeda dari periode sebelumnya, di samping agenda utama “Khataman bagi peserta bin-Nadri wa bil-Ghoib”akan tetapi juga ada tambahan tampilan dari santri yang telah dipersiapkan kurang lebih dua minggu sebelum hari-H. Mereka sangat luarbiasa, dengan jadwal ngaji yang begitu padat, mereka menyempatkan waktu dan tenanganya untuk mempersiapkan tampilan demi menyukseskan acara akbar tersebut.

Akan kami paparkan agenda selama “PENUTUPAN DAUROH TAHFIDZ ANGKATAN KE-V” mulai dari pra acara, inti acara, sampai pasca acara.

Pra acara, sebelum menginjak acara inti ada beberapa tampilan, mahakarya santri Ma’had Bustanu ‘Usyaqil Qur’an. Pra acara kali ini dipandu oleh MC yang sangat kece pastiya. Dialah Ukhty Nasriyatul Akhadiyah (IAT/V) dengan ditemani oleh ukhty Ana Mazida (PGMI/VII). Dengan luwesnya mereka memandu pra acara tersebut, sehingga suasana nampak seru dan santai.

Pra acara dimulai dengan lantunan sholawat yang dipersembahkan oleh “Group Sholawat Al-Muhibbin” dengan personil kurang lebih 15 kang santri. Sholawat ini dijadikan pembuka acara dengan maksud semoga Ridho Allah menyertai kami dan syafa’at Rasulullah senantiasa mengiringi perjalanan kami. Tampilan selanjutnya yaitu “Karaoke Islami” dengan beberapa lagu yang dibawakan oleh Ukhty Asma’ Barirotul Chotimah (PBA/V)dan Ukhty Nurif Fikrotul Qibtyah (PAI/III). Suara merdu nan syahdu mereka, mencairkan suasana di acara tersebut. Tampilan ke-3 yakni, “Rodhat” yang dibawakan oleh lima santri atas nama

  1. Lailatus Salamah(IAT/I)
  2. Dwi Oktavia Puspa Mulia(PGMI/III)
  3. Luthfi nur Laili Aida(PGMI/V)
  4. Maziyatul Hikmah(IAT/I)
  5. Nurul Maulidiyah(T.Kim/III)

Tampilan ini membutuhkan kekompakan yang tinggi sehingga enak dipandang dan dinikmati seluruh tamu undangan.Pra acara tersebut kemudian ditutup dengan kreasi tampilan Cup Song (nyanyian cangkir). Dengan jumlah personil delapan, antara lain:

  1. Rikhanatul Azizah (IAT/III)
  2. Firda Ainin Fitria (PBA/V)
  3. Noviana Oktavia (PGMI/III)
  4. Nihayah (TMT/III)
  5. Mbak Arini Sabila Nafi’a (putri Ustadz Marzuki duduk di kelas III MI Qurrota A’yun)
  6. Liyana Amimasturoh (ES/III)
  7. Muthmainnatun Nafi’ah (IAT/VII)
  8. Neneng Khoirun Nisa’ (BSA/I)

Tampilan yang membuat keren yakni hadirnya mbak Arini yang luarbiasa, personil paling kecil diantara mbak-mbak yang lain. Meskipun kecil namun tekad dan kemampuannya begitu besar. Dengan waktu tidak lebih dari seminggu, mbak Arin mampu mengikuti Cup Song dengan lanyah, dan ketika tampil dia begitu enjoy. Begitulah kecerdasan putri dari Ustadz Marzuki.

Setelah pra acara diakhiri, MC dialihkan kepada Ukhty Siti Maslahatul Ummah (IAT/III) dan Ukhty Imna Indana Zulfa (PAI/I)yang bertugas memandu acara inti yakni “Penutupan dan Khataman Bin-Nadhri wa bil-Ghoib”. Acara dimulai dengan pembukaan kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat-ayat suci al-Qur’an oleh Ukhty Nurif Fikrotul dengan harapan semoga acara bisa berjalan lancar sesuai yang diharapkan. Acara selanjutnya yakni “Prosesi Wisuda” bagi khatimat bin-Nadhri wa bil-Ghoib dengan iringan lantunan sholawat yang dibawakan oleh Ukhty Asma’ Barirotul Chotimah.

Setelah sampai di atas panggung prosesi wisuda, mereka duduk kemudian membaca ayat-ayat suci al-Qur’an mulai dari surah al-Takatsur sampai pada surat an-Nas dengan versi nada ummi. Setelah itu, ustadz Marzuki disilahkan untuk memimpin do’a khotmil Qur’an. Lalu, dilanjut dengan penyerahan syahadah dan sanad oleh ustadz Marzuki, S.Th.I, M.Pd.I bersama Dr. KH. Teguh, M.Ag.selaku Mudir Ma’had Al-Jami’ah IAIN Tulungagung. Diawali dari khatimat bin-Nadhri dilanjut oleh khatimat bil-Ghoib.

Khatimat bin-Nadhri dengan jumlah sebelas santri atas nama:

  1. Dina Nurhanifah (PS/III)
  2. Amalia Fitra Lutfiah(PGMI/III)
  3. Novita Ratna Sari(T.BIO/III)
  4. Siti Sa’diyah(PAI/I)
  5. Lutfiatuzzulfa(PAI/I)
  6. Shofi Nailatul Muyassaroh(MPI/III)
  7. Lailatul Musofingah(TMT/III)
  8. Asmaritafauzia(PAI/III)
  9. Retno Eva Nazila(PAI/I)
  10. Nurul Badi’ah(PIAUD/I)
  11. Rohadatul ‘Aisy Taoly(HKI/III)

Sedangkan, khatimat bil-Ghoib berjumlah lima santri, atas nama:

  1. Desi Rahmawati, S.Pd
  2. Indrawati(PBA/V)
  3. Naili Husna(BSA/III)
  4. Izzatul Amalina(PAI/III)
  5. A’yunin Nadzifah(PAI/V)

Seusai prosesi wisuda, kemudian di lanjutkan dengan sambutan oleh Ustadz Marzuki, S.Th.I., M.Pd.I selaku pengasuh Ma’had Bustanu ‘Usyaqil Qur’an, beliau melaporkan kepada para undangan bahwasanya jumlah peserta khatimat bin-Nadhri (membaca al-Qur’an 30 juz, ditambah menghafal juz 30 serta surat-surat pilihan) berjumlah 11 santri dan yang bil-Ghoib (menghatamkan Al-Qur’an dengan menghafal) ada 5 santri. Disamping itu beliau juga mengapresiasi kreatifitas santri, yang telah mempersembahkan kreasinya demi menyemarakkan acara penutupan dauroh kali ini. Kekaguman beliau nampak terlihatpada semangat santri yang telah menyempatkan waktunya untuk berlatih dan menyiapkan penampilan terbaik, di sela-sela jadwal ngaji yang full.

Tak lupa beliau melaporkan kepada Mudir Ma’had Al-Jami’ah IAIN Tulungagung bahwa dauroh tahfidz semester ini nampak berbeda dibanding dengan dauroh periode sebelumnya. Dikarenakan jumlah peserta yang begitu banyak sekitar 100 santri, sehingga dijadikan dua gelombang.

Selanjutnya, beliau menyampaikan beberapa pesan yang ditujukan kepada wali santri wabil khusus kepada para santri. Melihat begitu mirisnya keadaan zaman sekarang, beliau mengharapkan santri memiliki karakter yang baik. Karena karakter tersebut sangat dibutuhkan oleh generasi muda untuk membangun negara dan memajukan agama. Kita ketahui bahwa hampir semua santri MBUQ adalah seorang mahasiswa, oleh karenanya harus dipersiapkan juga kompetensi/keahlian masing-masing guna menjawab berkembangan zaman. Dalam hal kompetensi yangperlu dipahami juga yakni 3K, 3K ini harus ada pada diri mahasiswa, yakni:

  1. Kritis,
  2. Kreatif,
  3. Komunikatif, harus mampu berkomunikasi dengna sispapun, harus mampu mengomunikasikan dengan ilmu yang dimiliki

Selanjutnya hal lain yang hendaknya dipersiapkan adalah Literasi, (membaca) di dalam Al-Qur’an telah termaktub perintah untuk membaca:Iqro’.Tiga komponen tersebut (karakter, kmpetensi, dan literasi) telah terangkum di dalam dauroh tahfidz. Dalam kurun waktu tiga minggu, kegiatan ini mampu menanamkan pendidikan karakter dibuktikan salah satunya dengan kebiasan bangun tidur sebelum subuh, misalnya. Semoga aktifitas yang telah dibangun di dalam dauroh dapat tetap terjaga serta dilaksanakan dimanapun dan kapanpun.

Motivasi terakhir dari beliau: “Apresiasi dari kampus IAIN Tulungagung kepada penghafal al-Qur’an 30 Juz yaitu mendapatkan penghargaan berupa beasiswa pendidikan dari bapak rektor. Dan bagi yang belum selesai 30 juz, atau sekitar 20 Juz juga bisa mendapatkan beasiswa. Bagi yang belum khatam “TETAP SEMANGAT UNTUK MENYELESAIKAN HAFALANNYA””.

Setelah pengasuh Ma’had Bustanu ‘Usyaqil Qur’an menyampaikan sambutannya, kini giliran Mudir Ma’had Al-Jami’ah IAIN Tulungagung beliauDr. KH. Teguh, M.Ag. Menurut pemparan beliau, mahasantri dididik untuk manghafal al-Qur’an sejatinya, untuk mengembalikan al-Qur’an sebagaimana awal mula kedatangannya. “Al-Qur’an yang hakiki adalah yang tertanam di dalam hati” quotes dari beliau. Inilah yang membedakan kitab suci al-Qur’an dengan kitab suci lainnya. Sesuai janji Allah Subhanahu wa Ta’ala “menurunkan al-Qur’an itu dalam bentuk yang mudah untuk dihafal” dan firman Allah “Inna nahnu nazzalnaa dzikra wa inna lahu la khaafidzun” (Q.S. Al-Hijr: 9)

Ustadz Teguh juga memberikan apresiasi yang luarbiasa atas terlaksananya kegiatan dauroh tahfidz ini, khususnya bagi para santri. Karena apa? Karena, mereka telah merelakan waktu liburannya demi menimba ilmu al-Qur’an di semester ini. Mereka tergolong orang yang hebat.

Dikatakan pula bahwa seseorang yang lahir di dunia memiliki sedulur papat limo pancere. Penjelasannya sebagai berikut; Dulur papat yaitu nafsu lawwamah, sufi’ah, amarah, dan muthmainnah. Dan limo pancere yaitu al-Quran.

Dalam do’a pembukaan ketika hendak membaca al-Qur’an, yang selalu kita lantunkan, terdapat makna yang begitu dalam. Beliau mengulas satu persatu dari syair do’a tersebut. Allahummar hamna bil Qur’an waj’al hulana imama. Al-Qur’an dijadikan imam atau panutan yang akan menuntut ke jalan yang lurus. Waj’al huli imama wa nura, dan sebagi cahaya ketika di alam kubur kelak, segala yang dimiliki di dunia tidak akan kita bawa di alam kubur. Namun hanya al-Qur’an yang akan menyinari jalan kita. Allahumma dzakkirna min huma nasina, seseorang pada hakekatnya adalah pelupa, oleh karena itu al-Qur’an menjadikan kita selalu ingat. Wa ‘allimna min huma jahilna, semoga Allah memberikan petunjuk bagi kita dengan apa yang tidak kita ketahui. Sehingga dengan do’a tersebut akan menjadikan kita mampu bersemangat dalam mencintai al-Qur’an.

Setelah memaparkan sekilas mengenai do’a al-Qur’an kemudian Ustadz Teguh secara resmi menutup acara dauroh tahfidz al-Qur’an angkatan V di Ma’had Bustanu ‘Usyaqil Qur’an dengan membaca tahmid.

Setelah mauidhoh dari beliau, MC kemudian naik untuk menutup rangkaian acara. Begitulah kiranya acara “Penutupan dan Khataman bin-Nadri wa bil-Ghoib” dilaksanakan dengan lancar. Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin

 

Sekian..

Terimakasih, semoga bermanfaat

Tulungagung, 5 Februari 2019