Peringati Maulidur Rasul dengan Menggelar Lailatus Shalawat

IMG-20181124-WA0001[1]

Oleh: Nihayatul Ulya (Musyrifah Ma’had al-Jami’ah)

Jum’at, 23 November 2018 M, bertepatan dengan tanggal 16 Rabiul Awal 1440 H Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung melaksanakan kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw bertajuk shalawat bersama grub hadroh al-Muayyad Tulungagung. Acara ini dimulai pukul 18.30 WIB dan berakhir pada pukul 23.00 WIB. Hadir dalam kesempatan ini, mudir Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung Dr. KH. Teguh Ridlwan,M.Ag, dewan murobi, dan  ustadz/ ustadzah yang mengajar di Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung.

Acara diawali dengan lantunan shalawat dari grub Ma’had al–Jami’ah IAIN Tulungagung dan selanjutnya dibuka secara seremonial. Seremonial acara dilaksanakan secara singkat untuk efisiensi waktu dengan sambutan tunggal dari Mudir Ma’had al-Jami’a selaku pengasuh pesantren Ma’had al-Jami’ah.

Mengawali sambutannya, mudir Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung Dr. KH. Muhamad Teguh Ridlwan, M.Ag menyampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada segenap panitia dan tamu undangan terkhusus grup hadroh al-Muayyad Tulungagung, yang berenan hadir memenuhi undangan dan mensukseskan malam lailatus shalawat.

Selain itu, beliau juga menyampaikan beberapa pesan sehubungan dengan peringatan maulidur Rasul. Menurut beliau ada beberapa alasan mengapa kita memperingati dan sekaligus meneladani Rasulullah Saw sebagai uswah hasanah dalam hidup. Pertama, karena Nabi Muhammad adalah manusia. Seandainya beliau bukanlah manusia, tentu kita sulit meneladani apa yang telah beliau contohkan untuk kita semua. Beruntug beliau diciptakan dalam wujud manusia sehingga dengan mudah teladan yang dicontokannya bisa dilihat, dan diterapkan oleh para sahabat yang selanjutnya disampaikan kepada kita.

Kedua, Nabi Muhammad adalah nabi yang paling istimewa. Titik kesabaran beliau melebihi nabi-nabi yang lain. Seluruh nabi pernah menyaksikan umatnya dihancurkan karena kelalaian mereka. Kelalaian yang terus menerus menyebabkan para nabi dan rasul mengangkat kedua tangannya, memohonkan adzab bagi kaumnya. Berbeda dengan Nabi Muhammad Saw. Saat mendapat perlakuan yang tidak sepatutnya dari kaum bangsa Thaif yang menyebabkan para malaikat marah dan meminta kepada beliau untuk mengangkat tangannya, memohon kepada Allah agar diturunkan adzab kepada mereka, Rasul justru mengangkat kedua tangannya dan berdoa’, “Ya Allah berilah petunjuk kepada kaumku, karena sesungguhnya mereka (melakukan hal itu) karena ketidaktahuannya. Itulah yang menurut beliau menyebabkan beliau menduduki kedudukan istimewa. Beliau berkata, “Karena itulah Nabi Muhammad Saw menjadi satu-satunya nabi yang paling istimewa dari yang lain.”

Ketiga, kecintaannya kepada umat melebihi cintanya kepada diri sendiri. Menurut beliau, hal ini bisa dilihat dari sabda beliau:

لاَ يُؤْمِنُ اَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبُّ لِاَخِهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ ( رواه البخاري ومسلم)

Artinya:  “ Tidak sempurna iman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri”.(H.R. Bukhari Muslim)

Tiga hal diatas merupakan alasan mengapa kita mesti meneladani Nabi Muhammad Saw. Di akhir sambutannya beliau berdoa semoga semua yang hadir diberikan rasa mahabbah kepadanya. Salah satu tanda kecintaan adalah dengan memperbanyak ingat/menyebut yang dicintainya. Disebutkan dalam sebuah riwayat, “Barangsiapa mencintai sesuatu, maka ia memperbanyak mengingat/menyebutnya”.

Selanjutnya acara dilanjutkan dengan pembacaan shalawat. Para mahasantri nampak sangat antusias dengan baacaan shalawat. Gema shalawat membahana di gedung aula hingga halaman utama IAIN Tulungagung. Suasana syahdu dan khusyu’ turut mewarnai lantunan tembang-tembang shalawat dari grup Shalawat al-Muayyad.

Malam tadi, IAIN Tulungagung yang dimotori Ma’had al-Jami’ah meluapkan rasa rindu dan cintanya kepada Baginda Agung, Nabi Muhammad Saw. Semoga kerinduan dan kecintaan itu bersambung hingga perjumpaan dan berkumpul dengannya kelak di Yaumul Qiyamah. Amin.